JMS – Tanjabbar
Peribahasa di atas sering diucapkan oleh orang -orang yang berada dalam situasi yang kepepet, karena mengalami keterbatasan, dikatakan There Sumiati Guru Xaverius Simpang Rambutan Tanjabbar
Menurut There, keterbatasan bagi orang yang pesimis merupakan sebuah bencana. Namun sebaliknya keterbatasan merupakan sebuah tantangan bagi orang yang optimis dan kreatif.
There menyampaikan,Sekolah Taman Kanak kanak dan Sekolah Dasar Xaverius Simpang Rambutan kabupatenbTanjung Jabung Barat (Tanjabbar), merupakan sekolah baru. Umurnya masih sangat muda, baru 6 bulan.
“Satu semester baru saja dilalui. Dengan usianya yang belum cukup setahun, belum semua sarana prasarana tersedia. Keadaan ini tidak membuat para guru menyerah. Guru-guru yang semuanya wanita ini memutar otak, mencari cara agar kegiatan tetap berjalan meskipun ada kendala di sana-sini”, ungkap There.
“Seperti yang terjadi pada persiapan pesta Natal anak-anak yang diadakan pada hari Rabu tanggal 10 Januari 2024 ini. Untuk mendekor panggung, materi yang tersedia adalah spanduk, sedikit pot berisi bunga, dan beberapa pot kosong”, papar There.
There menuturkan, supaya panggung pantas untuk disebut dan dilihat sebagai panggung, maka pot kosong itu diisi dengan pasir. Kemudian di atasnya ditancapkan ranting dengan daun segar, serta beberapa kuntum bunga sisa dari menghias altar Gereja.
“Maka jadilah rangkaian bunga yang indah dan menarik, bahkan terkesan mewah. Hal ini membuktikan bahwa dalam situasi yang sulit, seseorang dipaksa untuk berpikir keras dan kreatif supaya mendapatkan solusi”. Sebutnya.
There berpesan,kuncinya adalah jangan menyerah atau mengeluh begitu saja. Kita perlu menggunakan akal budi dan pikiran untuk mengatasi keadaan. Itu juga sebagai wujud syukur kepada Tuhan, bahwa kita dibekali dengan akal dan pikiran.
“Power of kepepet itu memang ada dan nyata”, tutupnya.(Bambang Tambunan/Garuda Sirait)